Semenjak kehadiran covid di Indonesia, di tempat umum duduk berjarak menjadi hal yang lumrah, entah mereka saling menjaga diri atau memang tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
Tentu ini menjadi kajian sosiologi yang menarik tersendiri bagi kalangan akademisi. Kita terlalu disibukkan dengan teknologi, kita melalaikan manusia di dekat kita dan memilih untuk berkomunikasi dengan orang jauh.
Hal ini tentu membuat skill interaksi khususnya basa basi bagi kalangan pemuda menjadi berkurang, mereka tidak mempunyai sebuah kemampuan untuk mengawali pembicaraan dan mempertahankan supaya obrolan tetap berjalan lancar.
Berbeda saat di media sosial, kawula muda sangat pandai dalam bersilat lidah, obrolan yang berawal dari bertanya mengenai pekerjaan hingga pembicaraan yang tidak akan ada habisnya. Bagi kawula muda, menggunakan teknologi sebagai alat untuk berinteraksi dan merebut hati sang pujaan hati adalah hal yang lumrah.
Sering kali kita temui, entah pasangan sejoli ataupun teman yang ketika di media online sangat akrab tetapi saat bertemu tatap muka mereka gugup tiada tara, bahkan mengucapkan satu katapun susahnya bukan terkira. Tetapi ada juga beberapa spesies unik yang lebih aktif ketika berinteraksi dengan tatap muka.
Salah satu spesies yang harus dilindungi oleh suaka marga satwa ialah seseorang yang berani mengajak ngobrol orang lain di tempat umum yang sebelumnya tidak kenal menjadi obrolan yang dalam, terlebih jika spesies tersebut mengajak ngobrol orang tua generasi baby blues yang suka akan cerita, tamatlah sudah obrolan mereka hingga tidak sadar kalau ketinggalan kereta.
Kita bertanya pada orang sepuh satu kalimat, mereka menjawab dengan satu jurnal yang lebarnya minimal sepuluh halaman, bahkan ada saja hal yang mereka kaitkan antara pertanyaan kita dengan kisah hidup mereka. tak jarang juga mereka kaitkan dengan tetangganya yang bermasalah dan berujung pada pergibahan.
Mengobrol dengan mereka tentu menjadi hal yang menantang tersendiri bagi kita terlebih jika apa yang mereka sampaikan kurang jelas (bahasanya sulit dipahami) atau menggunakan bahasa daerahnya, maka kunci jawabanya adalah iya dan menganggukan kepala.
Tempat duduk berjarak memberikan kenyamanan bagi kita, pasalnya kita tidak mengetahui di samping kita itu siapa dan punya niatan apa, bukan bermaksud suudzon tetapi kita juga harus waspada, karena kejahatan bukan karena niatan melainkan ada kesempatan maka waspadalah, waspadalah!
Komentar
Posting Komentar