Langsung ke konten utama

Apakah Sah Jika Pendidikan Diadakan Secara Daring?

Saat pandemi mencekam, sistem Pendidikan yang biasanya dilakukan di sekolah, dengan terpaksa dilaksanakan di rumah menggunakan media online atau daring. Namun, hal ini tidak berjalan semulus apa yang diharapkan dan terjadilah learning loss. Ini menandakan bahwa, saat itu negara kita masih belum siap apabila kegiatan pendidikan dilaksanakan secara online.

Namun jika ditelaah lebih dalam, timbul sebuah pertanyaan. Apakah bisa Pendidikan dilakukan secara online dengan menggunakan media seperti youtube, zoom, google meet, google classroom dan lain-lain?

Sebelum kita harus mengetahui perbedaan antara pendidikan dan pengajaran karena keduanya adalah suatu hal yang menyatu tetapi berbeda pekerjaan. Dalam Bahasa arab, kata pendidikan ialah tarbiyah artinya sifat kepengasuhan sedangkan pelajaran yaitu dirosiyah yang artinya belajar. Dari dua definisi di atas maka pendidikan cakupanya lebih luas.

Pengajaran bermakna memberikan atau transfer ilmu pengatahuan sedangkan pendidikan adalah proses untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan. Selain itu pendidikan juga proses pengembangan dan bimbingan jasad, akal, dan jiwa yang dilakukan secara berkelanjutan sehingga peserta didik bisa dewasa dan mandiri untuk hidup di masyarakat menurut Thabary.  

Sederhananya pembelajaran adalah penyampain bahwa disiplin adalah hal yang penting sedangkan pendidikan adalah proses bagaimana siswa tersebut menjadi disiplin

Apabila merujuk kepada dua pengertian di atas maka saat pandemi, pendidikan di sekolah tidak berjalan sama sekali, yang berjalan hanya pengajaran. Pengajaran bisa dilakukan di mana saja selagi ada media yang mendukung seperti zoom, youtube, ruang guru dan platform lainya. Beberapa platform tersebut hanya bisa memberikan informasi kepada siswa dan mengasah kemampuan siswa.

Ternyata pendidikan juga bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, karena pendidikan sendiri memiliki cakupan yang sangat luas, hampir setiap aspek yang dilakukan manusia adalah pendidikan. Namun hal ini tidak diketahui oleh khalayak umum, yang berpikir bahwa pendidikan hanyalah sekolah  padahal pendidikan lebih dari itu.

Salah satu pendidikan yang bisa diterapkan  ialah pendidikan diri sendiri. Terdengarnya seperti asing, tetapi ini adalah jalan yang membuat manusia menjadi insan kamil, apabila ia mampun mendidik dirinya. Salah satu cara Mendidik diri sendiri ialah dengan cara menahan nafsu yang ada di dalam diri, saat pagi nafsu kita mendorong kita untuk tidur namun kita memaksa untuk melakukan hal yang bermanfaat supaya kita bisa menjadi pribadi yang sudah disebutkan.

Dengan memaksa didikan diri, kita akan terbiasa untuk menjadi pribadi yang lebih unggul dari yang lainnya, disaat yang lain hanya belajar mengenai pertambahan kita mau tidak mau harus belajar mengenai perkalian agar kita bisa di atas mereka, jika kita tidak memaksa sedikit lebih maju, maka kualitas diri kita bakal sama dengan orang pada umumnya.

Namun apakah Pendidikan bisa dilakukan secara daring? Jawabanya bisa dan harus dipaksa oleh diri kita, seperti Ketika kita akan melaksanakan zoom maka kita harus benar-benar mendangerkan dengan seksama, kita harus menghargai forum zoom, bukan ketiduran yang  pernah penulis alami, meskipun itu ketiduran karena kecapekan tetapi,  tetap saja hal itu bisa dibenarkan.

“Dimana pun engkau berada selalulah menjadi yang terbaik dan berikan yang terbaik dari yang bisa kita berikan” kata presiden pertama setelah reformasi. Sudah tidak diragukan lagi kesuksesan hidup beliau, pernah menjadi presiden dan mendapat julukan Mr Crack. Beliau menyampaikan ini dengan tujuan memberikan semangat kepada semua orang bahwa harus memberikan yang terbaik apapun itu dari yang dibisakan, dan tentu ini harus dipaksakan supaya menjadi terbaik secara tidak langsung kalimat Mutiara ini mendorong agar kita memaksa untuk mendidik diri.

Pendidikan bukan hanya bisa dilakukan secara daring, melainkan lebih dari itu, bahkan pendidikan juga tidak membutuhkan alat untuk memfasilitasi keberhasilan pendidikan, selagi kita mampu untuk menjadi diri sendiri. Mendidik diri sendiri adalah cara paling ampun untuk meningkatkan kualitas diri kita.

 https://uny.ac.id/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semenjak Pesatnya Perkembangan Teknologi, Bocah-Bocah Ingusan Itu Tidak Merasakan Nuansa Bulan Puasa

Pernah nggak sih kalian jengkel melihat bocah-bocah ingusan yang selalu pegang gadget? entah itu bermain game online atau menonton video, mereka sangat anteng terlebih ketika menonton video tik tok yang menjadi langganan masyarakat Indonesia. Mengutip data dari Business of Apps, menyatakan bahwa, pada tahun 2021 pengguna tik tok dari kalangan usia 10-19 tahun mencapai 28%, artinya banyak sekali bocah yang di bawah delapan belas tahun sudah mengkonsumsi tik tok.      Semenjak maraknya aplikasi tik-tok, bocah-bocah ingusan itu bisa tidak merasakan jika puasa lama, terasa dan segala kesibukan di dalamnya, yang niatnya cuman scrolling sebentar eh ternyata sampai berjam-jam setelah itu ketiduran pula, pas bangun tiba tiba adzan magrib berkumandang, enakan puasanya bocah-bocah ingusan itu.     Kondisi seperti ini sangat berbanding terbalik dengan zaman bocah-bocah dekil, saat sekolah mereka harus mengikuti pesantren kilat yang jadwalnya padat bahka...

Tanpa Peran Generasi Muda, Transformasi Teknologi dalam Pendidikan Hanyalah Angan-angan

Di hari pertama bulan maret 2024, saya mengikuti salah satu program Indonesia Mengajar yakni Kelas Inspirasi yang tersebar di berbagai daerah, salah satunya Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, kegiatan yang diadakan bertujuan untuk menginspirasi murid-murid sekolah dasar. Mereka yang menginspirasi adalah para relawan pengajar dari berbagai daerah dan berlatang belakang pekerjaan berbeda, para relawan datang ke sekolah untuk menceritakan pekerjaannya dan menginspirasi supaya murid semangat dalam belajar.  Kegiatan tersebut dilakukan selama satu hari penuh, sehingga para guru tidak mengajar dan waktu kegiatan belajar mengajar digunakan oleh Kakak Relawan Pengajar. Mereka saling bergantian memasuki kelas-kelas, setiap relawan pengajar mendapatkan bagian dua hingga tiga kelas dengan waktu masing-masing kelas tiga puluh menit.  Berbagai cara dilakukan oleh relawan agar kegiatan belajar menjadi seru dan menarik, seperti halnya yang dilakukan oleh salah satu relawan, ia mengajarkan ca...

Resensi Buku Smokol : Kumpulan Cerpen Pilihan Harian Kompas 2019

Setiap hari minggu Koran Harian Kompas memuat cerita pendek. Pada setiap tahunnya, mereka memilih beberapa cerita pendek terbaik untuk dikumpulkan kemudian dijadikan buku. Pada tahun 2009 mereka memilih 15 cerpen terbaik dari 51 cerpen, rocky gerung dan Linda Christanty merupakan dua sosok pemilih 15 cerpen tersebut.  “Smokol” merupakan salah satu cerita pendek karya nukila amal yang terpilih kemudian diangkat menjadi judul buku cerpen pilihan kompas tahun 2009. "Smokol, cerpen yang saya unggulkan itu, bertumpu pada sebuah metafisika politik. Ya itu, kondisi normatif manusia yang menghendaki pemenuhan imajiner terhadap "hasrat" (desire)”. tulis Bung Rocky dalam prolognya. Pengajar Filsafat UI tersebut juga menuliskan “ Normativitas itu bukan kualitas yang ditambahkan oleh pengalaman sosial ke dalam imajinasi manusia, melainkan justru merupakan sumber primer dari relasi sosial. Artinya politik hasrat lah yang mengarahkan kegiatan sosial manusia dan sekaligus memberi makna...