Langsung ke konten utama

Sekilas Tentang Museum Kirti Griya dan Kerusuhan di Taman Siswa

Satu bulan yang lalu tepatnya pada tanggal empat juni terjadi kerusuhan di jalan taman siswa yang menyebabkan kerusakan pada salah satu museum bersejarah. Museum Kirti Griya adalah museum yang terkena dampak kerusakan yang cukup serius maka secara tidak langsung mereka telah melukai hati sang bapak pendidikan indonesia dengan cara merusak barang benda warisan nya. 

Dalam unggahan akun instagram museum dewantara, terlihat jelas bahwa terdapat beberapa barang peninggalan seperti kursi, kaca jendela, pintu dan masih banyak barang lainya yang rusak. Andai saja semua orang mengetahui sejarah museum tersebut atau kerusuhan itu tidak terjadi, pasti museum itu baik baik saja.


Beberapa hari setelah kejadian itu akhirnya saya mendapatkan kabar gembira dari postingan akun instagram Polda DIY. Postingan yang diunggah pada tanggal sembilan juni tersebut berisi vidio beberapa orang dari perwakilan Polisi, TNI, simpatisan PSHT, Brajamusti, Ojek online dan warga sekitar yang sedang memperbaiki museum. 


Jika dicermati sekilas, museum ini berbeda dengan museum pada umumnya, bagi saya museum ini merupakan museum yang paling sederhana tetapi sangat memiliki peran yang luar biasa dalam kemerdekaan indonesia. Di tempat inilah warga indonesia belajar ilmu pengetahuan yang suatu ketika digunakan untuk melawan penjajahan.


Ketika berkunjung di sana kita akan menemukan perpustakaan yang di dalamnya terdapat majalah, manuskrip dan surat-surat peninggalan Ki Hajar Dewantara.  Tepat hari ini lebih dari seratus tahun taman siswa memberikan sumbangsih terhadap pendidikan di negeri ini, dengan taman siswa Ki Hajar ingin merubah pendidikan yang membela kolonial diubah menjadi membela kepentingan nasional. selain itu museum ini juga sebagai saksi perjuangan Ki Hajar bagi bangsa melalui pendidikan dan kebudayaan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semenjak Pesatnya Perkembangan Teknologi, Bocah-Bocah Ingusan Itu Tidak Merasakan Nuansa Bulan Puasa

Pernah nggak sih kalian jengkel melihat bocah-bocah ingusan yang selalu pegang gadget? entah itu bermain game online atau menonton video, mereka sangat anteng terlebih ketika menonton video tik tok yang menjadi langganan masyarakat Indonesia. Mengutip data dari Business of Apps, menyatakan bahwa, pada tahun 2021 pengguna tik tok dari kalangan usia 10-19 tahun mencapai 28%, artinya banyak sekali bocah yang di bawah delapan belas tahun sudah mengkonsumsi tik tok.      Semenjak maraknya aplikasi tik-tok, bocah-bocah ingusan itu bisa tidak merasakan jika puasa lama, terasa dan segala kesibukan di dalamnya, yang niatnya cuman scrolling sebentar eh ternyata sampai berjam-jam setelah itu ketiduran pula, pas bangun tiba tiba adzan magrib berkumandang, enakan puasanya bocah-bocah ingusan itu.     Kondisi seperti ini sangat berbanding terbalik dengan zaman bocah-bocah dekil, saat sekolah mereka harus mengikuti pesantren kilat yang jadwalnya padat bahka...

Tanpa Peran Generasi Muda, Transformasi Teknologi dalam Pendidikan Hanyalah Angan-angan

Di hari pertama bulan maret 2024, saya mengikuti salah satu program Indonesia Mengajar yakni Kelas Inspirasi yang tersebar di berbagai daerah, salah satunya Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, kegiatan yang diadakan bertujuan untuk menginspirasi murid-murid sekolah dasar. Mereka yang menginspirasi adalah para relawan pengajar dari berbagai daerah dan berlatang belakang pekerjaan berbeda, para relawan datang ke sekolah untuk menceritakan pekerjaannya dan menginspirasi supaya murid semangat dalam belajar.  Kegiatan tersebut dilakukan selama satu hari penuh, sehingga para guru tidak mengajar dan waktu kegiatan belajar mengajar digunakan oleh Kakak Relawan Pengajar. Mereka saling bergantian memasuki kelas-kelas, setiap relawan pengajar mendapatkan bagian dua hingga tiga kelas dengan waktu masing-masing kelas tiga puluh menit.  Berbagai cara dilakukan oleh relawan agar kegiatan belajar menjadi seru dan menarik, seperti halnya yang dilakukan oleh salah satu relawan, ia mengajarkan ca...

Resensi Buku Smokol : Kumpulan Cerpen Pilihan Harian Kompas 2019

Setiap hari minggu Koran Harian Kompas memuat cerita pendek. Pada setiap tahunnya, mereka memilih beberapa cerita pendek terbaik untuk dikumpulkan kemudian dijadikan buku. Pada tahun 2009 mereka memilih 15 cerpen terbaik dari 51 cerpen, rocky gerung dan Linda Christanty merupakan dua sosok pemilih 15 cerpen tersebut.  “Smokol” merupakan salah satu cerita pendek karya nukila amal yang terpilih kemudian diangkat menjadi judul buku cerpen pilihan kompas tahun 2009. "Smokol, cerpen yang saya unggulkan itu, bertumpu pada sebuah metafisika politik. Ya itu, kondisi normatif manusia yang menghendaki pemenuhan imajiner terhadap "hasrat" (desire)”. tulis Bung Rocky dalam prolognya. Pengajar Filsafat UI tersebut juga menuliskan “ Normativitas itu bukan kualitas yang ditambahkan oleh pengalaman sosial ke dalam imajinasi manusia, melainkan justru merupakan sumber primer dari relasi sosial. Artinya politik hasrat lah yang mengarahkan kegiatan sosial manusia dan sekaligus memberi makna...